Sabtu, 18 Februari 2012

Akibat Salah Gaul

 














*Tukang cat rice --> tukang nasi kucing



Kamis, 02 Februari 2012

Finish gawe

30 Juni 2011
Kurang lebih 2 tahun sudah masa pengabdian gw di PT. Bengkelan ini. Akhir-nya tiba juga hari dimana gw akan diputuskan menjadi karyawan tetap atau dihabiskan kontrak. Ideal-nya Pemberitahuan dalam situasi ini jauh-jauh hari sebelum tanggal habis-nya kontrak*(menurut gw sih..!). 

Karena berdasarkan clausul kontrak, hari ini adalah habis-nya kontrak gw. Kegalauan pun melanda gw & yang bisa gw apalin di otak ini "Lanjut gak yah?lanjut gak yah?lanjut gak yah?". Karena bisa menimbulkan kegilaan yang berkepanjangan, gw coba untuk rileks & berusaha fokus mengerjakan pekerjaan yang jadi tanggung jawab.

Akhir-nya situasi ini berakhir ketika pihak management memanggil gw tepat di jam 16.00(jam pulang gawe). Mereka memberitahukan bahwa kontrak benar-benar berakhir. Alasan mereka tidak melanjuti kontrak ini karena ada beberapa tindakan gw yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan & gw pun menyadari akan kesalahan itu.

Tapi buat gw alasan ini, bukan alasan yang tepat untuk menggantung nasib gw sampai di ujung waktu seperti ini. Emosi..? ituh pasti, karena gw hanya bisa berpamitan dengan sebagian rekan kerja di waktu jam pulang seperti ini. Tapi mengingat  PJ 7 Icons nggak suka cowok yang emosional, Akhir-nya emosi ini berhasil gw redam.......
PJ 7 Icons

Begitu kaki ini melangkah keluar dari perusahaan, lamunan gw melayang ke masa depan. Gw membayangkan diri gw lagi menyerok air di pinggir kolam renang. Lalu, dateng Mbah berbaju batik dengan rambut kelimis.

"Kamu lahir-nya Senin Kliwon toh?"

"Iya, Mbah bener" jawab gw dengan muka polos

"Kalau Senin Kliwon, ndak cocok leh kerja di air"

"Iya, Mbah" gw sepeti di hipnotis

"Kalau mau sukses jangan kerja di air, tapi kamu harus jadi pedagang."

"Tau, Mbah. Nenek saya juga tau Mbah. Babi air juga tau Mbah"

"Nguik, Nguik" tiba-tiba ada babi air muncul dari kolam renang.

"Tuh kan, Mbah. tau kan dia"

"Eh, kamu melawan saya?!!"

"Iya, Mbah. Eh....hmm, maksud-nya...enggak Mbah"

Lamunan gw pun usai, begitu sampai rumah. Sambil berpikir, dengan kondisi udah gak gawe begini mau jadi apa gw nanti. 
Ibarat "Nasir sudah jadi tukang bubur", gambaran gw saat itu. Semua uda terjadi dan gak perlu gw sesali, ini adalah salah satu babak hidup yang harus gw lewatin bukan dihindarin.