Senin, 29 September 2014

Kamis, 25 September 2014

Pantai-pantai Unik

Salah satu tempat yang asyik buat liburan dan nenangin pikiran yang suntuk adalah pantai. Debur ombak yang menggalayut mesra sampai ke tepi menyentuh kaki, birunya laut, angin yang mendayu-dayu seolah mengajak menari salsa, & biasanya yang menjadi ciri khas pantai adalah sunsetnya. O yak satu lagi pemandangan yang ciamik dari pantai ialah cewek-cewek berpakaian minim. Semuanya itu ampuh benar buat mengusir penat.

Ehtapi, ehtapi, ehtapi kamu tahu gak pantai-pantai yang berbeda dari kebanyakan pantai? iyak pantai yang tidak cuma menyajikan pasir dan deburan ombaknya saja.

Kayak gini nih...

Pantai Tersembunyi di Marieta, Mexico
Pantai Marieta1

Pantai Marieta 2
Liat deh pantai diatas bisa bolong gitu tengahnya kayak donat. Pantai ini terbentuk di pulau yang tidak berpenghuni di meksiko sana.

Pantai Berkilau Seperti Angkasa, Maldives

 
Jadi kilauan cahaya yang ada dibibir pantai itu gara-gara fitoplankton bercahaya mikroskopi, kawan. Kenapa mereka bisa mengeluarkan kilauan? karena mereka terganggu oleh deburan ombak yang mendesir. Wow banget kan!


Pantai Pasir Pink, Pulau Komodo
 
Ternyata eh ternyata gak usah jauh-jauh keluar negeri untuk melihat pantai yang unik di Indonesia juga ada. Tuh lihat aja!

Pantai Menganti, Kebumen
 
 
Mereka yang pernah nonton The Hobbit pasti ingat dengan lembah hijau berpantai dan tebing tinggi di Selandia Baru yang menjadi lokasi syuting filmnya. Tapi enggak usah jauh-jauh ke Selandia Baru, di Kebumen ada juga Pantai Menganti yang sama indahnya.

Sekali-kali maen ke pantai ah biar hitam.

Nah, itu dia pantai-pantai yang unik. Kalau kamu tahu pantai-pantai antimanstream lain di share aja yah di comment!

Rabu, 24 September 2014

Selasa, 23 September 2014

Senin, 08 September 2014

Dieng Culture Festival 2014

Datarang tinggi Dieng ialah tempat bersemayamnya para dewa, itu terlihat dari banyaknya candi yang ada di dieng. Dieng merupakan wujud kedekatan Dewa & Manusia. Dieng terletak di atas 2000an meter permukaan laut. Sebuah dataran luas yg dikelilingi bukit-bukit dan kawah-kawah aktif, Dari ini saja sudah kebayang bukan, betapa eloknya daerah ini untuk dikunjungi.

O...yak, Satu yang pasti dan tidak boleh dilewatkan setiap tahunnya di Dieng, adalah DCF(Dieng Culture Festival).

Kenapa enggak boleh dilewatkan?

Karena, Budaya dan alam datarang tinggi dieng berkolaborasi menghasilkan daya pikat unik dan memukau. Tahun 2014 ini merupakan tahun ke-5 penyelenggaran DCF.Kalau kamu datang ke Dieng saat acara DCF berlangsung, kamu adalah orang yang beruntung se indONEsia raya.

infodiengculturefestival.wordpress.com

Kok dibilang beruntung?

Kamu bisa lihat pagelaran seni budaya masyarakat asli dieng yang terkenal ramah, Kenikmatan menonton musik jazz secara live di dataran tinggi dengan suhu bisa mencapai 13 derajat celcius (didaerah mana coba? bisa nonton jazz dingin-dinginan kayak gitu), & Melihat ruwatan potong rambut anak gembel yang diistimewakan orang sana,

Tertarik dengan pesona yang disebutkan tadi, jadi alasan gw niat hijrah backpaker ke sana. Yaps... gw akan nimbrung(ikut) bersama teman-teman pecinta travelling lain memadatkan populasi dieng selama beberapa hari dalam DCF.

Jum'at sore, 29 Agustus 2014 akhirnya gw dan kawan(dani) bertolak dari bekasi meluncur wonosobo . Awalnya kami berencana berangkat ber-4, tapi karena ada satu dan lain hal teman kami yang 2 itu batal ikut.

Besok paginya kami tiba di terminal mendolo wonosobo,

Kok turun terminal sih? bukannya lebih deket dari alun-alun wonosobo ke dieng.

Jangan dipotong dulu ceritanya dong...!!
jadi kami sengaja turun terminal, karena kabel listrik perut kami 'korsleting'. Pikir kami kalau turun di alun-alun kami harus cari dulu namanya WC, sedangkan kalau terminal sudah pasti ada urusan kakus.

Tips : Sekedar tips buat teman-teman yang mau ke dieng dan naik bus kesananya. turunlah di alun-alun wonosobo bukan terminal, kecuali ada keperluan mendesak.

Angkutan Mikro
Dari terminal kami sambung naik angkutan, yang orang wonosobo sebut mikro, ongkos dari terminal sampai dieng dipatok 15rb, dan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Sesampainya disana banyak orang lalu lalang menggunakan kaos Dieng Culture Festival 2014 & ID Card festival.

FYI, kami kesana tanpa tahu kalau untuk menyaksikan festival tersebut harus booking tiket terlebih dulu & kami juga belum mesan home stay atau camping zone.

"Mas untuk menyaksikan ruwatan gimbal harus booking dulu yah?" Tanya gw pada panitia DCF

"Iyak mas, masnya ada kode booking?" Jawab & balik tanya panitia

"Waduh enggak ada eh, kalau tanpa booking bisa gak?" 

"Bisa pakai tiket reguler, tapi pas acara ruwatan masnya enggak bisa masuk area candi yg jadi tempat ruwatan"

"Oke deh, suwun yak mas infonya" Gw tutup obrolan tersebut.

sambil melihat-melihat orang lalu lalang menukarkan kode booking mereka di panitia, tiba-tiba datang 2 orang menawarkan home stay pada kami, kata mereka ada temannya yang cancel jadi daripada ditanggung bertiga biaya home stay-nya. Kami pun lihat dulu home stay tersebut dan ternyata cocok.

Tarif home stay 1 Kasur dihargai 200rb, kita pakai 2 kasur untuk 5 orang.

Urusan tempat berteduh selesai(masih beruntung), sekarang tinggal urusan tiket.

Setelah naruh barang bawaan di home stay, kami keliling lagi nyari peruntungan kali aja ada yang mau menjual tiket mereka. Eh...benar ada. Cuma berapa menit bediri depan panitia ada cewek jual tiket VIP-nya untuk 1 orang. Langsung aja kami hajar tuh tiket. Rejeki anak soleh.
Tiket DCF kelas VIP

Loh lu bukannya ber 2, terus 1 lagi gimana?

Kita ambil dulu tiket yang ada. sisanya nantikan bisa cari lagi. Untuk yang kedua ini lumayan lama juga nunggu, tapi akhirnya ada juga yang jual tiketnya. Beruntungkah? bukan....ini bukan beruntung lagi, bayangin aja Home stay & tiket seolah datang dengan sendirinya. We are the lucky bastard!

Sabtu malam 30 Agustus 2014. Kami bersama teman home stay lain menuju lokasi Jazz Atas Awan

Apa ituJazz Atas Awan?

Nonton Jazz didataran tinggi, yang tingginya kurang lebih diatas 2.000Mdpl(Meter Diatas Permukaan Laut) dengan sensasi dingin yang membalur tubuh.

Jazz Atas Awan
Tukang Beling Nonton Jazz

Keesokan paginya acara puncak, yaitu ruwatan rambut gimbal.
Karnaval sebelum ruwatan

Anak gembel yang akan dipotong rambutnya

Kok bisa anak-anak itu rambutnya gembel, bikinan mungkin tuh?

Secara medis, penyebab Gembel masih belum diketahui secara jelas, namun yang pasti biasanya Rambut Gembel muncul dengan disertai panas demam yang tinggi, disertai mengigau pas tidur. Gejala ini enggak bisa diobati sampai akhirnya akan normal dengan sendirinya dan rambut sang anak akan menjadi kusut dan menyatu.
Mikha anak gembel

O gituh....terus kenapa harus diadakan acara ruwatan untuk anak gembel tersebut?

Anak berambut gembel di Dieng, oleh masyarakat sana dianggap merupakan titisan dewa. Karenanya untuk motong rambut anak gembel tersebut harus melalui sebuah acara ritual yang sakral. Rambut yang tumbuh menggembel enggak bisa dipotong sembarangan, kalau dipotong tanpa melalui acara ruwatan khusus, nisaya rambut gembelnya tumbuh lagi.

Karena dianggap titisan dewa itulah, maka anak berambut gembel enggak boleh dipotong rambutnya secara asal. Kalau rambut anak gembel dipotong enggak melalui acara ritual khusus, maka si anak akan jatuh sakit dan dipercaya akan mendatangkan bencana bagi keluarganya.

Tukang Beling Kepanasan

Kapan waktu yang pas untuk memotong rambut anak gembel tersebut?

Jika sudah saatnya dipotong atas kemauan si anak, maka rambut yang menggembel itu dipotong dalam acara ritual khusus. Biasanya si anak mempunyai permintaan aneh, seperti kemarin ada anak yang minta es lilin tetangganya. Ada-ada gajah.

Selesai acara ruwatan kami siap-siap untuk turun dari tanah dieng. Ngurangin populasi dieng. Turun dari tanah dieng enggak segampang yang kalian pikir, karena banyak orang ingin turun juga, banyak bus mikro dicarter teman-teman traveller lain. Alhasil kami menumpang truk sapi menuju terminal mendolo wonosobo, dengan pengganti upah 15rb.
*sumber photo dari teman asal bandung
Ah.....Dieng...kau telah memberi pelajaran budaya yang sangat mahal.
Satu yang pasti & tak bisa dipungkiri dari acara kemarin ialah banyak orang indONEsia masih haus budaya negerinya.

Negeri ini begitu indah, bantu kami menjaganya Tuhan
Adi Susanto